PALU – Penggunaan teknologi dapat mempermudah proses penanggulangan bencana, salah satunya dengan pemanfaatan wahana nirawak. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan melakukan Pendampingan Pengelolaan Data Bencana dan Sistem Informasi Menggunakan Wahana Nirawak untuk Kaji Cepat di Provinsi Sulawesi Tengah. Wahana nirawak selain dapat digunakan sebagai dokumentasi foto dan video, dapat dimanfaatkan untuk pembuataan peta.
“Kami mengadakan pelatihan wahana nirawak, agar ketika di daerah terjadi bencana, teman-teman dapat melakukan pemetaan dengan cepat, sehingga BNPB dapat mengestimasi bantuan yang akan diberikan, mengetahui lokasi terdampak dan tantangan apa dalam perjalanan menuju lokasi,” jelasnya.
Sementara itu, Datu Pamusu yang menjabat sebagai Kepala Pelaksana Badan Penangggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tengah mengatakan, hasil dari pemanfaatan wahana nirawak sangat penting untuk memperkuat data bencana.
“Data itu sangat penting buat kita terutama data yang berkaitan tentang kebencanaan, karena kalau data kita bermasalah data yg tidak terupdate setiap saat bisa juga implikasinya salah, fungsi wahana nirawak untuk melengkapi pendataan terkait kebencanaan,” imbuhnya.
Peserta kegiatan ini adalah 34 orang dari perwakilan BPBD Provinsi dan Kabupaten/Kota se Sulawesi Tengah, menghadirkan narasumber dari BNPB, Komunitas Drone APDI, AirNAV dan LIPI.
Kegiatan digelar pada 28 September – 1 Oktober 2021 diisi dengan pemberian materi di dalam kelas tentang pengelolaan data dan informasi kebencanaan, praktek penggunaan dan perizinan pengoperasian wahana nirawak, pengolahan foto dan video hasil wahana nirawak, serta penyajian data informasi melalui infografis.